Generasi Z (Gen Z) adalah kelompok yang lahir di antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an. Mereka tumbuh dalam lingkungan yang serba digital, serba cepat, dan penuh pilihan. Kondisi ini tentu membentuk pola pikir serta kebiasaan finansial yang sangat berbeda dengan generasi sebelumnya.
Kalau orang tua mereka (Gen X atau Baby Boomer) lebih banyak
diajarkan untuk bekerja keras, menabung di bank, dan membeli rumah sebagai
simbol kesuksesan, Gen Z punya perspektif lain. Bagi mereka, uang bukan hanya
alat untuk memenuhi kebutuhan dasar, tapi juga sarana untuk menikmati hidup,
mengembangkan diri, dan menjaga fleksibilitas masa depan.
Mari kita lihat lebih dalam apa saja yang membedakan cara Gen
Z dalam mengelola uang.
1. Lebih Melek Finansial dari Generasi Sebelumnya
Gen Z terpapar informasi sejak kecil. Media sosial, YouTube,
dan TikTok menjadi guru finansial yang mudah diakses. Dengan sekali klik,
mereka bisa belajar tentang saham, crypto, reksa dana, hingga bisnis sampingan.
Jika dulu belajar investasi butuh ikut seminar mahal atau
membaca buku tebal, kini cukup dengan menonton konten singkat 1–3 menit, Gen Z
bisa paham dasar-dasarnya. Hal ini membuat banyak dari mereka sudah memulai
perjalanan finansial lebih cepat dibanding generasi sebelumnya.
2. Dunia Cashless yang Jadi Gaya Hidup
Dompet digital, QR code, dan aplikasi e-wallet menjadi
bagian sehari-hari. Jarang sekali Gen Z membawa banyak uang tunai di dompet.
Mereka lebih nyaman bertransaksi secara online karena cepat, aman, dan sering ada
promo cashback atau diskon.
Namun, kemudahan ini juga punya sisi negatif. Karena uang
tidak terlihat wujud fisiknya, banyak Gen Z yang tidak sadar sudah menghabiskan
banyak pengeluaran hanya dalam hitungan hari. Jadi, disiplin dalam mencatat
pengeluaran menjadi tantangan tersendiri.
3. Barang Bukan Segalanya, Pengalaman Lebih Berharga
Jika generasi sebelumnya bangga memiliki rumah mewah atau
mobil baru, Gen Z lebih memilih menghabiskan uang untuk pengalaman. Misalnya
jalan-jalan ke luar negeri, mengikuti festival musik, atau kursus pengembangan diri.
Alasan mereka sederhana: barang bisa usang, tetapi
pengalaman memberi kenangan dan cerita hidup yang tak ternilai. Inilah sebabnya
bisnis pariwisata, hiburan, dan kursus online sangat diminati oleh Gen Z.
4. Sumber Penghasilan yang Fleksibel
Gen Z tidak terpaku pada satu pekerjaan. Bagi mereka, satu
sumber pendapatan itu terlalu berisiko. Mereka terbiasa punya side hustle
(pekerjaan sampingan) seperti jualan online, jadi konten kreator, freelance,
atau berinvestasi.
Konsep ini muncul karena mereka ingin punya kebebasan
finansial dan tidak terlalu terikat pada jam kerja 9 to 5. Bahkan banyak Gen Z
yang lebih memilih pekerjaan remote agar bisa sambil traveling, bekerja dari
café, atau mengejar hobi.
5. Kesadaran Akan Keamanan Finansial
Meski sering dicap konsumtif, Gen Z juga punya kesadaran
kuat terhadap pentingnya dana darurat, tabungan, bahkan asuransi. Banyak dari
mereka mulai belajar menabung untuk masa pensiun sejak usia muda.
Hal ini terjadi karena mereka belajar dari Milenial yang
sempat menghadapi krisis ekonomi, sulit membeli rumah, dan terjebak utang. Gen
Z tidak ingin mengulang kesalahan yang sama, sehingga lebih serius menyiapkan
strategi finansial jangka panjang.
6. Tantangan: FOMO dan Tekanan Gaya Hidup
Di balik kesadaran finansial, Gen Z tetap punya sisi rapuh.
Dua tantangan terbesar mereka adalah:
FOMO (Fear of Missing Out): Rasa takut ketinggalan tren
sering membuat mereka boros. Misalnya ikut-ikutan beli kopi kekinian tiap hari,
gonta-ganti gadget, atau nongkrong di tempat hits hanya demi eksistensi di
media sosial.
Lifestyle Inflation: Saat penghasilan naik, gaya hidup pun
ikut naik. Akibatnya, tabungan tetap tipis meski gaji sudah besar. Ini yang
membuat sebagian Gen Z sulit mencapai tujuan finansial jangka panjang.
7. Apa yang Bisa Dipelajari dari Gaya Gen Z?
Meski berbeda, cara Gen Z mengelola uang punya sisi positif
yang bisa dicontoh generasi lain:
- Mereka berani mencoba hal baru seperti investasi digital.
- Mereka melek teknologi sehingga lebih mudah memanfaatkan promo dan aplikasi pencatat keuangan.
- Mereka berorientasi pada pengalaman, bukan sekadar benda.
Namun tentu saja, keseimbangan tetap penting. Hidup harus
dinikmati, tetapi masa depan juga harus dipersiapkan dengan bijak.
Kesimpulan
Mengelola uang ala Generasi Z punya ciri khas: digital,
fleksibel, dan penuh kreativitas. Mereka cepat belajar, punya banyak sumber
penghasilan, dan berorientasi pada pengalaman. Akan tetapi, tantangan besar
berupa FOMO dan lifestyle inflation tetap mengintai.

Posting Komentar